Liberia memilih untuk mengangkat kembali atau memberhentikan mantan bintang sepak bola George Weah

Diterbitkan di : 14/11/2023 – 08:46Diubah : 14/11/2023 – 08:51

4 menit

Rakyat Liberia dipanggil ke tempat pemungutan suara pada hari Selasa, 14 November, untuk memutuskan apakah akan mengangkat kembali mantan bintang sepak bola George Weah, dengan catatan buruknya, menjadi presiden atau tidak, atau apakah mereka lebih memilih veteran Joseph Boakai meskipun usianya sudah lanjut.

Putaran kedua pemilihan presiden di Liberia ini diperkirakan akan berlangsung ketat antara dua kandidat, yang sudah saling bertentangan pada tahun 2017, ketika George Weah menang dengan lebih dari 61%.

Presiden saat ini, 57 tahun, dan saingannya Joseph Boakai, 78 tahun, bersaing ketat pada putaran pertama pada 10 Oktober dengan perolehan lebih dari 43% dan unggul 7.126 suara untuk George Weah.

Salah satu tantangan pemungutan suara adalah pelaksanaan pemilu yang damai dan teratur serta penerimaan hasil pemilu di negara berpenduduk lima juta jiwa yang mencari perdamaian dan pembangunan, setelah bertahun-tahun konflik dan epidemi ‘Ebola.

Pengamat internasional yang dikerahkan dalam jumlah besar menyambut baik kelancaran putaran pertama, di wilayah di mana demokrasi telah terguncang oleh serangkaian kudeta.

Komisi pemilu mempunyai waktu 15 hari untuk mempublikasikan hasilnya, namun hal ini bisa memakan waktu lebih singkat, kata salah satu pejabatnya, Samuel Cole.

“Langkah penting dalam konsolidasi perdamaian dan demokrasi”

Pemilu ini adalah pemilu pertama yang diselenggarakan tanpa kehadiran misi PBB di Liberia, yang dibentuk pada tahun 2003 untuk menjamin perdamaian setelah perang saudara yang menyebabkan lebih dari 250.000 orang tewas antara tahun 1989 dan 2003 dan kenangannya masih jelas. Faktanya, misi ini meninggalkan negara itu pada tahun 2018.

Pemilu tersebut “tidak diragukan lagi merupakan langkah penting dalam konsolidasi perdamaian dan demokrasi di Liberia dan kawasan ini,” kata PBB dalam sebuah pernyataan baru-baru ini.

Kekerasan pasca pemilu

Lebih dari 2,4 juta pemilih diundang untuk memberikan suara mulai pukul 08.00 hingga 18.00 (lokal dan GMT) antara petahana yang tetap populer di kalangan anak muda namun harus mempertahankan rekam jejaknya yang dikritik, dan petahana yang menjabat wakil presiden dari tahun 2006 hingga 2018. -presiden Ellen Johnson Sirleaf, wanita pertama yang terpilih sebagai kepala negara di Afrika. Joseph Boakai telah memegang banyak posisi di pemerintahan atau sektor swasta, namun usianya dianggap sebagai hambatan.

Sedangkan George Weah memuji tindakannya yang mendukung pendidikan dan elektrifikasi rumah, pembangunan jalan dan rumah sakit. Ia berjanji untuk terus berupaya demi pembangunan salah satu negara termiskin di dunia.

Namun para pengkritiknya menuduh dia tidak menepati janjinya. Mereka menuduhnya tidak terhubung dengan kenyataan yang dialami warganya yang berjuang dengan kenaikan harga dan kelangkaan.

Lebih dari seperlima penduduknya hidup dengan pendapatan kurang dari $2,15 per hari, menurut Bank Dunia.

Baca jugaPemilihan umum di Liberia: kampanye yang diselingi ketegangan

Joseph Boakai, yang menyalahkan George Weah atas memburuknya korupsi yang diketahui mewabah, berjanji untuk mengembangkan infrastruktur, menarik investor dan wisatawan, dan meningkatkan taraf hidup masyarakat termiskin. Dia telah menjalin aliansi dengan para baron lokal, termasuk mantan panglima perang dan senator Pangeran Johnson, yang mendukung George Weah enam tahun lalu.

Bentrokan selama kampanye menyebabkan beberapa orang tewas dan menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya kekerasan pasca pemilu. Joseph Boakai melaporkan serangan dan pelanggaran terhadap kubunya pada hari Minggu, termasuk serangan dengan senjata api pada hari Jumat terhadap konvoi yang membawa Pangeran Johnson dan calon wakil presiden Jeremiah Kpan Koung. Tujuh orang dilaporkan terluka.

Dengan AFP